Sabtu, 31 Juli 2010

Pointing di SMA N 1 KupangTengah

. Sabtu, 31 Juli 2010
0 komentar

Alhamdulillah, pagi ini saya bisa menikmati udara segar di Kupang. Ku lihat pemandangan dari lantai 2 Hotel Brenton, ternyata bagus juga ya? Terlihat di depan hotel ada “pangkalan” bis jurusan Kupang, Kefa, Atambua, dan angkot yang berlalu lalang di sampingnya. Ku lihat juga toko-toko di samping pangkalan itu, ada toko sembako “Toko Baru”, counter HP “Ilman Cell”, toko elektronik “Visicom”, warung bakso dan toko khusus kasur. Di sekitar pangkalan itu banyak orang yang berambut ikal, mulutnya berwarna merah, berkulit gelap dan bahasa yang mereka gunakan terdengar sangatlah “asing”.
Hampir 30 menit saya melihat-lihat daerah disekitar hotel itu, dan alhamdulillah mataharipun “menyambut dengan ceria” dan ku izinkan sinarnya untuk “menyentuh” seluruh badanku. Setelah lebih dari 1 jam, selanjutnya saya menuju kamar hotel dan segera mempersiapkan seluruh perlengkapan untuk pointing, instalasi digiserver, dan memberikan pelatihan multicast di SMA N 1 Kupang Tengah.
Pukul 08.17 kami (saya dan Irsandi Hasan) berangkat menggunakan mobil yang disediakan hotel dan segera menuju SMA N 1 Kupang Tengah. Setelah sampai disana, kami langsung di sambut oleh kepala sekolah (Pak Melkis nama pendeknya) dan kami langsung menuju ruangan beliau. Di dalam ruangan itu ada seorang yang rupanya sedang menunggu kami. Beliau adalah Pak Albert S. Mali, S.Pd perwakilan dari SMA N 2 Kupang Timur. Dalam ruangan itu pula, ku lihat ada sebuah meja yang diatasnya terdapat banyak tumpukan kertas, disebelah kanan lemari ada 1 buah lemari yang diatasnya terdapat 4 piala, 1 buah bendera, disamping meja itu ada 1 buah kursi yang berwarna hitam, dan diatas kursi itu terdapat foto presiden dan wakil presiden, serta gambar garuda. Dihadapan lemari, terdapat papan organigram di sekolah itu, dibawah papan itu terdapat papan pengumuman yang diatasnya terdapat tulisan “Bantuan Jasa Raharja” serta di depan meja kepala sekolah dan diantara papan pengumuman dengan lemari terdapat 5 kursi plastik berwarna merah dan 1 buah meja plastik mini. Rupanya, kelima kursi dan meja mini itu akan digunakan untuk briefing.
Beberapa menit kemudian, kamipun melakukan briefing tentang teknis pengambilan dan pemasangan parabola, serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mereka. Setelah semua informasi diberikan, kami pun langsung menuju lapangan untuk segera memasang parabola dan langsung pointing. Sedikit demi sedikit kurakit sendiri parabola itu dan setelah selesai dirakit, ku meminta bantuan beberapa pegawai disana untuk mengangkat rame-rame parabola dan memasangkannya diatas tiang yang telah disiapkan.
Tepat pukul 10.30 saya mulai persiapan pointing. Kami persiapkan 1 buah tv dan ditempatkan depan ruang TU dan di samping tv itu ada 1 buah digibox. Kucari arah utara selatan dengan menggunakan kompas. Saya heran dengan kompas itu, karena kompas itu menunjukkan arah yang berbeda dengan arah yang sebenarnya. Ku cari juga letak satelit Telkom 1 dengan menggunakan GPS dan alhamdulillah bisa diketahui hasilnya.
Setelah hampir satu jam setengah belum mendapatkan hasil pointing yang maksimal, saya pun disuruh untuk istirahat dan makan bersama dengan pegawai disana.Tepat 30 menit saya beristirahat dan kulanjutkan kegiatan yang sebelumnya tertunda.
Setelah hampir 3 jam belum juga mendapatkan hasil yang maksimal, akhirnya ku setting ulang letak elevasi, azimut, arah LNB, dan arah parabolanya. Tapi hasilnya tetap lagi belum maksimal. Banyak orang yang bertanya-tanya, “Gimana mas, kok belum dapet hasil yang maksimal?” Dengan perasaan sedikit cemas dan ku jawab saja “sebentar pak, ini juga sedang saya usahakan”.
Alhamdulillah, tiga puluh menit kemudian mendapatkan hasil SNR 77%. Tapi hasil ini membuat saya heran, karena satelit Telkom 1 itu berada di 1080BT sedangkan untuk Kupang berada 1230 BT dan arah parabolanya mengarah ke arah timur. Ada apa gerangan?
Dua puluh menit kemudian, Pak Melkis menyuruh saya untuk mencoba mengganti posisi tiang parabola. Tak ku sangka, lima menit kemudian pegawainya membawakan sebuah bambu kering panjangnya ± 2m. Lalu Pak Melkis berkata “Mas, coba kita ganti tiangnya menggunakan bambu ini!”. Dengan memberikan sedikit senyuman, lalu saya berkata “Maaf Pak, adat saya melarang seorang anak memperkerjakan orang tua”. Lalu Pak Melkis menambahkan “Ga papa mas, soalnya orang timur biasa kerja keras. Ayo lah mas, apa salahnya kita coba?”.
Dengan sedikit pertimbangan, akhirnya saya pun menyetujui saran itu. Saya, Pak Melkis dan Pak Albert mengangkat parabola dan 2 pegawai SMA itu yang memasukan bambu ke lubang parabola. Sudah bambunya bengkok, retak-retak dan sudah sangat kering. Setelah terpasang, dan dengan berhati-hati kami angkat parabola itu. Kami bawa parabola itu ke tengah lapangan. Saya pointing, semua orang memegang bambu. Saat saya putar parabolanya, bambunya pun ikut berputar dan selalu bergerak. Seketika itu juga Pak Melkis berkata “Coba bawahnya tahan pake kaki, trus usahakan jangan bernafas supaya bambunya tidak bergerak”. Dan semua orang pun tertawa.
Hampir 20 menit kami mencoba saran Pak Melkis, dan hasilnya pun belum signifikan. Akhirnya parabolanya kami kembalikan ke tiang yang sebenarnya.
Jam menunjukkan pukul 17.05, dan Pak Melkis menyuruh kami untuk menghentikan pekerjaan kami dan bisa melanjutkannya esok hari. Dan kami pun bersiap-siap untuk pulang. Tepat pukul 17.30 kamipun pulang ke tempat masing-masing.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sabtu, 24 Juli 2010

Awal di Kupang

. Sabtu, 24 Juli 2010
0 komentar

Jam 03.45 WIB, kami (saya dan Santoso) berangkat dari kosan Abdul Rizal menuju pertigaan jalan di depan UT. Saya membawa 1 tas berisi laptop dan buku tentang tarbiyah dan 1 tas berisi pakaian untuk selama magang di Kab. Kupang. Langkah demi langkah kami telusuri, sampai tibalah di pertigaan jalan samping UT. Setelah beberapa menit, ada sebuah SMS sampai ke HP boethoet-ku. Ternyata pesan itu dari Pak Ali dan memberitahukan bahwa kami harus menunggu di depan ATM Universitas Terbuka (UT)
Setelah sampai di depan ATM (04.05 WIB), sebuah taksi menghapiri kami. Ternyata Pak ali dalam taksi itu dan menyuruh kami untuk segera naik ke dalam taksi itu dan kamipun langsung menuju bandara Sukarno Hatta. Tepat pukul 05.25 WIB kami tiba di Terminal 1 bandara Sukarno Hatta. Ternyata jarak 45,8 KM ditambah berhenti selama 15 menit 16 detik menghabiskan uang Rp. 127.720. Ternyata mahal juga yaa???
Setelah sampai di terminal 1, kami pun bertemu dengan Irsandi Hasan (Staff Seamolec) dan kami langsung Ceck In yang dilanjutkan untuk sarapan di kantin bandara. Disana saya hanya pesen cornet dan sprite. Setelah sarapan, kami langsung menuju ruang tunggu. Tepat pukul 06.25 kami langsung menuju pesawat Batavia Air. Dan tepat pukul 06.55 kamipun berangkat menuju Kupang dan alhamdulillah pukul 09:22 Wib sampai juga di bandara El Tari Kupang.
Setelah semua barang bawaan dibawa, kamipun langsung menuju keluar dari bandara itu. Saya kira, untuk menuju Forum Guru Cerdas (FGC) NTT akan menggunakan kendaraan umum, tapi menggunakan jemputan dari karyawan FGC. Sudah hampir 1 jam jemputan pun belum datang, dan pukul 10.15 WIB ada yang menjemput.
Ditengah jalan, kami sempat berhenti di warung makan. Tak kusangka, ternyata yang dagangnya orang jawa. Di warung ini saya hanya pesan soto, nasi putih dan teh manis. Setelah makanan itu habis semua, kamipun keluar warung itu dan duduk-duduk di samping mobil jemputan (pick up). Sambil melihat-lihat keadaan sekitar, kami dikejutkan oleh mobil angkot. Ada apa dengan mobil angkot itu??? Ternyata suara musik dalam angkot itu keras banget sampe terdengar semua orang yang ada di pinggir jalan raya itu. Setelah angkot itu melewati kami, kami dikejutkan lagi oleh tulisan dalam mobil itu. Tulisan itu adalah “Jangan protes klo hanya melihat”. Pokoknya LIKE THIS banget dech. Dalam warung itu saya sempat menyamakan jam di hp. Karena antara Jabar dan NTT beda 1 jam.
Pukul 11.24 WIB kami langsung menuju gedung pertemuan FGC NTT. Disana kami mengambil semua peralatan untuk pointing. Setelah semua alat di angkut, kami langsung menuju Dinas Pendidikan Kab.Kupang, dan di tengah jalan kami sempat booking kamar 201 di Hotel Brenton. Alhamdulillah, pukul 15.00 Wib kami tiba di Dinas Pendidikan (Disdik) Kab. Kupang. Saya kaget dengan kondisi dinas pendidikannya. Karena disdik disini berbeda dengan disdik tempat magangku.
Disdik disini sangat sederhana. Lantainya aja masih menggunakan campuran antara tanah dan sedikit semen. Gentingnya masih menggunakan seng, pohon-pohonnya sedang meranggas dan didepan ruangan bagian keuangan ku lihat sumur tua yang sudah mengering. Ketika akan memasuki pintu ruang Sub Bag. Keuangan, kami disambut oleh lantai yang retak-retak. Ternyata, sungguh memprihatinkan.
Pukul 15.35 kami langsung menuju SMA N 1 Kupang Tengah yang beralamat di Jl. Timor Raya KM 18.3 Tanah Merah Kupang untuk memasang parabola dan alhamdulillah 20 menit kemudian kami sampai di sekolah itu. Ternyata, kondisi disini tidak berbeda dengan dinas pendidikannya. Hanya saja ada 2 ruang kelas yang temboknya menggunakan bambu dan beratapkan seng, lapangan upacara yang ditumbuhi oleh rumput-rumput yang mengering dan diujung lapangan itu ada 3 ekor sapi berwarna coklat, 4 ekor anjing yang badannya kurus-kurus dan ada 3 ekor kambing berbadan kurus berwarna coklat. Tidak jauh dari binatang itu, ada siswa-siswa yang sedang melaksanakan KBM.
Di sekolah itu kami hanya menyerahkan perlengkapan penunjang untuk pointing seperti 1 buah tiang parabola berwarna hitam sepanjang 2 meter, 1 buah parabola merk venus, digibox, Wireless D-Link dan Switch D-Link 8 port. Setelah semua alat di serahkan, kemudian kami menyuruh pegawai disana untuk memasang tiang parabola terlebih dahulu. Karena tiang parabola ini harus dipasang permanen. Setelah selesai semua, kamipun kembali ke Hotel Brenton untuk beristirahat.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 12 Juli 2010

Persiapan Magang

. Senin, 12 Juli 2010
0 komentar

Menurut jadwal dari Mbak Cahya Ratih semua mahasiswa mempunyai waktu liburan dari tgl 5 s.d 11 Juli 2010. Dalam kegiatan kali ini, saya berinisiatif untuk pergi ke Malang. Kegiatan selama di Malang adalah untuk menghilangkan kesuntukkan selama kuliah.
Tanggal 4 Juli, saya berangkat dari Cirebon menuju Malang. Dalam perjalanan kali ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 14 jam menggunakan kereta.
Sehari sudah saya berada di Malang, dan agenda hari itu adalah untuk berkeliling ke Kota Malang. Dalam jadwal kali ini kami (saya dan dwa) akan singgah ke SMK N 12 Malang untuk mengetahui jadwal ngajar dan mengambil SK, SMK N 8 Malang untuk mengetahui kondisi terakhir dan VEDC MalangVEDC Malang untuk mengikuti test TOEFL.
Untuk kunjungan ke SMK N 12 dan SMK N 8 tidak ada hal yang diluar rencana, sedangkan untuk di VEDC ternyata ada hal yang diluar dugaan. Hal itu adalah bisa bertemu dengan Mas Kadek. Dia adalah Koordinator kelompok saat pertama masuk di ITB. usut demi usut, ternyata Mas Kadek ini adalah sering jadi pengajar mata pelajaran JENI untuk mahasiswa S1 STTAR-VEDC. Hampir 1 jam lebih saya ngobrol dengan Mas Kadek.
Karena mendapatkan informasi dari millist D4. Dalam millist itu disebutkan bahwa mahasiswa yang ditempatkan diperbatasan akan ada pertemuan pada hari senin (12 Juli) di Seamolec dan akhirnya tanggal 9 Juli pun saya kembali ke Cirebon.
Tanggal 11 Juli 2010 tepat pukul 23.45 dengan membawa koper dan tas gendong, bapak dan adikku mengantarkanku ke jalan raya. Tepat pukul 00.00, kami sudah berada di tempat yang biasa bus jurusan Jakarta mangkal. Sudah lebih dari 4 jam setengah kami menunggu, namun belum ada juga bis yang ke jakarta. Dengan rasa sedikit gundah, akhirnya ku beranikan diri untuk naik mobil bak terbuka yang membawa sayuran dan kebetulan mobil tersebut akan ke pusat kota.
Waktu di HP-ku menunjukkan pukul 05.40, bersama itu pula saya berada di terminal di kota. Agenda selanjutnya adalah mencari mobil jurusan Cirebon - Jakarta, dan alhamdulillah tepat pukul 07.15 ku bisa naik mobil jurusan itu. Dua puluh lima menit kemudian, mobil tersebut akhirnya berangkat menuju Kampung Rambutan - Jakarta.
Selama berada di mobil tersebut, tak henti-hentinya pesan SMS masuk ke HP-ku. Orang-orang yang mengirimkan pesan diantaranya adalah mas ari, dwa dan orang tuaku yang merasa khawatir terhadap keadaanku. Karena ini baru pertama kali saya pergi ke Jakarta. Dan saya berpesan kepada orang tuaku, bahwa mereka tidak usah khawatir. Karena saya sudah membawa peta lengkap daerah Jakarta dari Google Map.
Dah dulu ah... Mau packing nih...

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Powered by Blogger.com